Friday, April 30, 2004

"Kajian Muslimah Trend Muslimah 2004


Oleh : Ummu Ghaida Mutmainnah (Teh Ninih)


Bismillaahirrahmaanirrahiimi,
Pada tahun 2004 ini banyak sekali fenomena yang terjadi, diantaranya mengenai mode pakaian terutama buat wanita. Pakaian yang mini sudah mulai menjadi mode lagi. Pada zaman ini banyak trend pakaian yang membuka aurat. Acara di televisi banyak berupa film misteri, dan juga tayangan-tayangan yang menampakkan aurat dan lainnya. Kejadian-kejadian tersebut merupakan pekerjaan rumah untuk muslimah. Oleh karena itu sebagai muslimah harus dapat menjadi solusi dari keadaan yang seperti ini, minimal mempunyai dua kekuatan yaitu kecerdasan dan keikhlasan.

Setiap muslimah harus cerdas, karena kalau muslimah tidak memiliki kekuatan kecerdasan akan mudah terperdaya oleh berbagai tipu muslihat. Trend baju yang membuka aurat bagi muslimah ini akan menjauhkan dari keimanan. Kekuatan keimanan bagi muslimah harus selalu dipupuk baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah.

Untuk mengasah kecerdasan kita, maka perlu memupuknya dengan membaca. Namun bagi yang sudah membaca kadang kala kita tidak mengerti apa yang kita baca dan kalaupun sudah membaca tidak tahu apa yang perlu saya lakukan setelah membaca. Untuk itu dalam tahun 2004 kita sebagai muslimah perlu memupuk trend sendiri. Bagaimana kita menutup aurat kita menjadi lebih baik, bagaimana trend kendaraannya dan yang lainnya. Jangan sampai kita seperti wanita pada umumnya yang tidak mengenal waktu shalat.

Trend muslimah tahun 2004 adalah seorang muslimah yang pintar, cerdas, tetapi tetap tawadhu, rendah hati, dan seorang yang kaya, akan tetapi tidak tamak. Dia dititipi oleh Allah SWT rizki dan digunakan secukupnya untuk kebutuhan pribadi, dan selebihnya untuk kemaslahatan orang lain. Penampilannya yang cantik karena adanya perawatan, yang terpancar dari hati yang bersih, bukan karena hanya kecantikan lahiriah saja. Perawatan ini juga ada pada perawatan kulit yang bersih dan suci karena adanya air wudhlu yang selalu dijaga.

Yang membuat muslimah cerdas adalah karena muslimah tersebut mau mendengar. Salah satu kebiasaan yang mencerdaskan adalah kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca perlu kita pupuk sehingga bacaan yang kita lihat membuat kita juga tertarik untuk mengamalkannya sebagaimana kita melihat makanan yang lezat sehingga kita tertarik untuk menikmatinya. Ambil judul buku yang sesuai dengan keperluan kita. Kalau kita khawatir akan sesuatu maka usahakanlah mendapatkan bacaan akan hal tersebut, sehingga mempunyai solusi untuk permasalahan kita.

Untuk membaca sebuah buku, kita memerlukan teknik agar tidak pusing ketika membaca terlalu banyak. Karena membaca buku tidak perlu terlalu banyak. Usahakan membaca buku sedikit saja tetapi berbobot. Berdo’alah sebelum membaca buku, karena mungkin jarang sekali kita melakukan itu. Selain mencari buku yang sedang kita butuhkan, siapkan juga buku dan alat tulis, sehingga kita mempunyai catatan dan bisa merencanakan program apa yang harus dilakukan.

Pada waktu membaca kita harus membuat catatan-catatan penting yang kita ambil dari hasil membaca. Sebagi contoh jika kita membaca mengenai orang-orang terdahulu yang rajin melakukan shalat malam, kemudian direnungkan bagaimana kita dapat melakukan shalat malam seperti apa yang dilakukan orang-orang tersebut. Dengan demikian Insya Allah kaum muslimah akan menjadi cerdas.

Usahakan ketika kita pergi kemanapun untuk membawa buku bacaan yang disenangi dan mudah untuk dibaca. Manfaatkan waktu luang yang ada dengan membaca, jangan digunakan untuk melamun atau menggunjing. Hal ini juga akan sangat berguna ketika kita berada dalam kemacetan selama perjalanan, sehingga hasil dari kemacetan adalah pengetahuan kita semakin bertambah.

Buku adalah salah satu guru kita selain guru yang bisa kita temui secara langsung. Karena dari buku ini kita bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang luas. Berguru melalui buku ini tidak dikejar melalui waktu tertentu. Dan sebagai muslimah ini sangat bermanfaat, karena pengetahuan yang didapat bisa disampaikan kepada anak-anak kita. Sehingga pendidikan dan pengetahuan anak-anak semakin bertambah. Kalau kita hamil maka perilaku anak kita ketika tumbuh akan tercermin dan meniru perilaku kita saat hamil, karena anak adalah peringatan Allah. Bacaan yang dipelajari akan memberikan keterampilan dan inspirasi untuk menjadi seorang anak yang cerdas.

Kekuatan lain yang perlu dikembangkan menjadi trend muslimah 2004 adalah kekuatan keikhlasan. Ikhlas disini adalah ketika kita ingin menjadi muslimah yang cerdas dan padai diniatkan untuk ibadah kepada Allah SWT. Jangan sampai amal kita diniatkan untuk selain Allah SWT, misalkan popularitas dan lainnya. Keikhlasan akan memberikan makna kepada ilmu yang kita miliki. Ilmu bisa mencelakakan kita jika tidak diniatkan untuk beramal dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Ikhlas ini dapat kita latih dengan teratur dan istiqomah. Sehingga muslimah yang cerdas adalah yang ikhlas ketika beramal dalam rangka ibadah kepada Allah SWT semata. Insya Allah.

Alhamdulillaahirabil’alamin..

Friday, April 16, 2004

"Asal Ada Abang DIsisi Ku....

Hmmm… kupandangi Al Quran bersampul kuning
keemasan itu. Warnanya tak pudar walaupun telah
sepuluh tahun ia tinggal di rak buku ruang tamuku.
Lembarannya tak cacat sedikitpun walau sering kubaca.
Dan satu kali dalam satu tahun aku memandangi takjub
maharku itu seperti ini...

Suamiku baru saja pulang kerja. Dia tampak lelah.
Kusiapkan air hangat untuknya sore ini. Makanan dan
minuman kesukaannya telah kuhidangkan di meja makan
lebih awal. Sprei tempat tidur telah kuganti. Kordin
telah kucuci dan kupasang lagi. Seluruh bagian rumah
telah kubersihkan.

”Kok senyum aja sih dari tadi?” suamiku menegurku. Aku
hanya bisa tertawa kecil. ”Nggak pa pa. Pingin sedekah
aja. He he...”

Suamiku membalas senyumanku dan pergi mandi.

Saat ditutup, kuamati pintu kamar mandi itu... dan
sekeliling rumah ini. Rumah kontrakan penuh kenangan.
Sebentar lagi rumah ini akan menjadi milik kami karena
pemilik sebenarnya akan pindah ke luar kota dan
menjualnya pada kami. Suamiku pun bekerja lembur
akhir-akhir ini untuk melunasinya.

Malam ini aku dan suamiku menikmati makan malam
sebelum isya. Kebetulan anak-anak sedang liburan di
rumah neneknya. Rumah jadi terasa sepi.

Terdengar suara motor berderu melewati rumah kami
sekali waktu. Terdengar pula suara televisi tetangga
sebelah rumah dan sesekali tawa mereka.

Dari seberang meja makan kupandangi suamiku itu. Baju
koko telah dipakainya. Dia telah siap untuk berangkat
ke masjid. Wajahnya tak berubah, masih seperti itu...
kalem. Hanya jenggotnya saja yang kian lebat. Hmmm...
dia masih dengan pendiriannya. Subhanallah...

Pulang suamiku dari masjid, aku baru saja selesai
mencuci piring.

”Abang baru inget. Sepuluh tahun lalu abang nikahin
kamu ya, dek? Pantes dari tadi seyum aja. Ngerayain
yang kayak gitu2 nggak level kan, dek?! Nah, mendingan
pijetin abang nih, abang capek banget hari ini.”

Ha ha ha... masih. Dari dulu emang manja bapak ini.

Tapi tidak saat dia datang ke rumahku sepuluh tahun
lalu. Aku hanya bisa mendengar percakapan hangat itu
dari balik pintu kamarku. Ayahku meragukannya. Yaaah,
aku rasa adalah hal yang wajar bila setiap orang tua
ingin anaknya hidup berkecukupan. Dan yaaah, memang
untuk hidup di jaman sekarang, pekerjaan suamiku yang
tidak tetap mungkin tidak bisa mencukupi hidup kami
nanti. Maklumlah, baru lulus kuliah. Tapi suamiku
percaya, insya Allah, Allah akan memudahkannya.

Sempat kututup telingaku saat suara ayahku mendominasi
percakapan hari itu.

Aku hampir saja menangis. Aku tak mau ta’arufku
sia-sia. Dan untuk tidak menjadi isteri seorang yang
shalih seperti dia adalah suatu kerugian bagiku. Namun
tak lama ibuku datang ke kamarku dengan terseyum dan
menanyakan jawabanku. Rupanya aku menutup telingaku
terlalu lama hingga aku tak menyadari bahwa saat itu
suamiku tengah memberi pengertian pada ayahku dan
akhirnya meyakinkan beliau.

Seminggu pertama aku dan suamiku tinggal di rumah
orang tuaku. Karena rumah yang dikontrak suamiku baru
bisa dipergunakan setelah seminggu itu, ya rumah ini.
Selama seminggu itu dia sibuk sekali. Entah apa saja
yang dikerjakannya. Dan setelah minggu itu berlalu,
ada rasa khawatir di wajahnya saat ia mengatakan
padaku, ”Dek, di rumah itu... nggak ada apa-apanya.”

Ia menatapku sendu.

Sebenarnya aku dan suamiku berasal dari keluarga yang
cukup berada. Hanya saja mungkin itu masalah harga
diri bagi kaum lelaki, aku juga tidak begitu mengerti.

Di tengah kekhawatirannya itu ku katakan padanya,
”Abang... asalkan ada ember biar adek bisa nyuciin
baju abang, asal ada paku dan tali biar adek bisa
ngejemur, asal ada api biar adek bisa masak buat
abang, asal ada alas buat kita tidur, asal ada kain
buat nutup jendela, asal ada sapu biar rumah kita
tetap bersih, asal cukup air, asal bisa beli bayam dan
tempe, dan selang sehari kita shaum... insya Allah,
itu bukan masalah bagi adek.”

Ia tersenyum, masih dengan tatapan yang sendu itu.
Hhh... aku jadi sedih. Sejak ta’aruf dulu, dia telah
mengatakan segala kemungkinan hidup kita nanti. Dan
aku telah menyatakan kesiapanku... insya Allah, aku
sanggup menghadapi apapun... bersamanya...

Esok harinya kamipun pindah. Selama seminggu itu aku
memang tak diizinkannya untuk melihat kontrakan itu.
Dan saat aku sampai di sana... Subhanallah, ruang tamu
mungil dengan perabotan terbuat dari rotan yang cukup
untuk diduduki empat orang saja. Rak buku yang biasa
kulihat di rumahku menjadi penghalang ruang tamu
dengan ruang makan. Rak buku itu memang dibuatkan
khusus oleh ayahku untukku. Beliau tahu hobiku membaca
buku. Wah, pantas saja aku tak melihat rak itu di
rumah akhir-akhir ini.

Aku melihat-lihat seluruh rumah itu. Ruang makan yang
sederhana hanya tersedia dua bangku di situ dengan
meja kecil yang cukup untuk makan kita berdua saja. Di
kamar tidur ternyata telah ada sebuah tempat tidur,
lemari baju dan meja hias. Di sebelah kamar itu ada
ruang kosong, untuk kamar anak-anak kelak. Di dapur
telah ada peralatan masak hadiah dari ibuku dan ibu
mertuaku. Di bagian belakang rumah itu ada kamar
mandi. Di luarnya telah ada sapu ijuk dan sapu lidi
plus tempat sampah. Di tempat mencuci telah ada ember
dan gayung.

Semua jendela telah berkordin.

Belum sempat aku mengomentari rumah itu, suamiku
berkata, ”Dek, abang lupa beli tali sama paku buat
jemuran.”

Hi hi hi. Aku tertawa cekikikan. ”Adek kira rumahnya
bener-bener kosong nggak ada apa-apanya.”

”Yaaah... maksud abang gak ada apa-apanya dibandingin
rumah adek.”

Hi hi hi... abang.

Dulu yang kupinta pada Allah adalah hanya seorang
suami seperti abang, yang sholih, yang mau usaha, yang
optimis, tawakal. Jadi di manapun kita tinggal,
seperti apapun keadaanya, sekurang apapun
fasilitasnya, asalkan
ada abang... hidupku udah lengkap.

Princess LL

(untuk pangeranku, datanglah pada ayahku dan jabatlah
tangan beliau. Katakanlah dengan bangga ”Sir, your
daughter is in a good hand, insya Allah.”) ==>
hueheheh patut dicontoh neh!

Tuesday, April 13, 2004

"Why My Love n' Him Break .... :("

OMG.... itu merupakan keputusan yang sangat berat gw rasain sekarang, karna gw yang sekarang bukan gw yang dulu yang mudah tuk mengambil keputusan menyangkut masalah hati, karna sekarang gw lebih mengerti apa arti cinta yang sebenarnya....n' sekarang ini gw ambil keputusan itu setelah 1 1/2 tahun lama nya gw menjalin hubangan dengan dia ternyata ada benturan yang sangat keras n' gw gak sanggup menghadapinya gw udah cukup bertahan sekuat tenaga namun pertahanan gw runtuh jg, ternyata gw bukan orang yang kuat, ternyata gw rapuh juga... gw memutuskan untuk break sementara waktu sama dia tuk dijadikan perenungan n' introspeksi diri.
Semoga dalam perenungan ini akan menemukan titik terang dalam hub ini, btw gw denger lagu nya audi eeuumm... dalem + sama kayak gw banget heuehe jayus + cediihh hikz... nech lyricnya

Dibalas Dengan Dusta

Semudah itu kau ucapkan
Kata maaf kekasihku
Setelah kau lakukan lagi
Kesalahan yang sama

Dimana perasaanmu
Saat kau melakukan salah yang sama
Inikah cara dirimu membalas cinta tulus
Yang tlah kuberi

Reff :
Menyakitkan bila cintaku
Dibalas dengan dusta
Namun mencintaimu
Takkan kusesali
Karna aku yang memilihmu


eh... tapi kata AA Gym... kita sebagai makhluk Allah tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan, semakin kita sedih semakin besar kita menuju kehancuran diri kita sendiri n' sekarang gw The Power Full uhehue thx Aa Gym Atas pencerahannya :)

Thursday, April 08, 2004

Keteladanan


Oleh : Aa Gym


Bismillaahirrahmanirrahiim,

Semoga Allah Yang Maha Gagah, Maha Perkasa yang menggenggam langit dan bumi, menyadarkan kita bahwa hanyalah sekedar makhluk yang mampir beberapa saat didunia. Tidak ada yang gagah pada mahluk yang hanya diberi kekuatan sesaat. Tidak ada yang kaya selain hanya manusia yang diberi titipan sesaat. Tidak ada yang berkuasa selain yang diuji dengan diberikan kekuasaan sesaat. Semoga kita tidak terpedaya oleh silau tipu daya dunia yang membuat kehilangan kemuliaan dunia dan akhirat.

Saudara-saudaraku, saat ini di negara kita sedang diharapkan melakukan perjalanan menuju suatu perubahan yang baik. Kita senang dan menginginkan perubahan karena menganggap bahwa perubahan itu bernilai dan akan membawa keberuntungan. Pemilu yang akan diadakan menjadi keberuntungan kalau mengantarkan kita lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Jika kita mau merubah, kita harus mencontoh perubahan yang terjadi di jaman Nabi Muhammad SAW. Sebelum zaman Rasulullah, penipuan, kemaksiatan, jahiliyah atau kebodohan merajalela. Semua berubah menjadi peradaban yang mulia. Kunci yang diberikan oleh Rasulullah adalah bahwa pada diri Rasullullah itu ada contoh yang baik. Oleh karena itu siapapun yang ingin merubah sesuatu kuncinya adalah keteladanan.

Dalam rangka pemilu ini, maka rakyat Indonesia seharusnya memperhatikan perilaku para kontestan. Kalau dari awal partai tersebut sudah licik maka janganlah diharapkan untuk dapat mengurus negara ini dengan baik karena hal tersebut menandakan adanya kelicikan dari partai tersebut. Janganlah pilih partai yang banyak melakukan pelanggaran, karena jika mengurus simpatisannya saja sudah tidak berdaya bagaimana akan mengurus bangsa ini. Sebaiknya para pemimpin partai politik juga berlomba dalam memberikan keteladanan.

Keteladanan yang dibutuhkan untuk memilih pemimpin adalah :

Pertama, keteladanan dalam keyakinan adanya Allah SWT.
Jika orang tidak kuat imannya, dia tidak akan mengabdi kepada Allah tetapi mengabdi kepada dunia, sehingga bergelimang kejelekan dan kejahatan. Tetapi orang yang beriman sadar bahwa dirinya seorang hamba Allah bukan hamba dunia. Jika kita memilih pemimpin seharusnya yang dipilih adalah orang yang kuat imannya, yang dapat memberikan keteladanan untuk beriman kepada Allah SWT.

Kedua, keteladanan akhlak.
Keterpurukan yang terjadi saat ini bukanlah akibat dari krisis politik, budaya atau ekonomi serta berbagai hal, namun terjadi karena adanya kerusakan akhlak dari manusia pada umumnya. Akhlak adalah bagaimana respons spontan atas suatu kejadian. Orang yang berakhlak baik maka respon spontannya akan baik juga walaupun dalam kondisi senang maupun susah. Orang yang mulia tidak akan mengeluarkan kata-kata hina. Tutur kata dan perilaku mencerminkan siapa dirinya. Jika ada orang kampanye hanya mengutuk dan mencela tetapi tanpa dasar maka janganlah dipilih.

Ketiga, Keteladanan cinta ilmu.
Bangsa ini tidak akan bangkit jika pemimpinnya tidak cinta ilmu. Maka sebagai seorang pemimpin dia wajib cinta ilmu dengan cirinya kesenangan untuk belajar, menghormati dan mendukung orang-orang yang berilmu. Jika orang tidak peduli kepada ilmu maka meskipun dia punya harta dan berbagai macam hal, maka dia akan mudah tertipu oleh orang lain. Pemimpin berilmu akan lebih mantap dan proporsional dalam mengambil tindakan.

Keempat, keteladanan untuk memberikan solusi dan bukti.
Sangat mudah untuk memberi teori dan sangat sulit untuk memberi bukti. Oleh karena itu jangan banyak berjanji karena di dalam Al Qur'an disebutkan bahwa " kabura maqtan 'indallaaahi an taquuluu maa laa taf'aluun"- amat besar kemurkaan disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu berbuat. Jika ada orang yang akan menjadi calon dewan legislatif memberikan berbagai macam janji maka lihatlah lingkungannya, tetangganya. Apakah orang tersebut telah membantu lingkungannya atau tetangganya atau dia hanya hebat sendiri. Jika dia bermegah-megah, sedangkan tetangganya tidak dia pedulikan, maka orang tersebut tidak layak untuk mendapatkan dukungan suara kita.

Kelima, keteladanan didalam pengorbanan.
Indonesia merdeka karena banyak yang mengorbankan dirinya dan terpuruk karena banyak yang mengorbankan orang lain. Pahlawan merupakan orang yang banyak berkorban untuk kemaslahatan, kebalikannya penjahat akan mengorbankan orang lain untuk kesenangan dirinya sendiri. Jika suatu bangsa banyak memiliki pahlawan maka sesulit apapun keadaannya maka bangsa itu akan bangkit.

Sebaiknya yang harus dilakukan adalah jika diri kita sendiri yang memulai untuk menjadi teladan bagi keluarga dan lingkungan kita, dengan berjuang melakukan sesuatu yang dapat kita perbuat, Insya Allah bangsa ini akan dapat berubah. Amin.

Alhamdulillaahirobbil’alamin

Thursday, April 01, 2004

"Sebelum memutuskan untuk menikah dengan IT"

Guys pikir dulu masak-masak dan jangan menyesal kemudian. Makanya
perhatikan baik-baik percakapan antara seorang istri dengan suaminya, seorang Software Engineer.

Suami : (Pulang telat dari kantor) "Selamat malam sayang, sekarang saya logged in."
Istri : Apakah kamu bawa oleh-oleh yang aku minta?
Suami : Bad command or filename.
Istri : Tapi aku bilangnya dari tadi pagi!
Suami : Errorneous syntax. Abort?
Istri : Trus, bagaimana tentang beli televisi baru?
Suami : Variable not found...
Istri : OK deh, kalo gitu aku minta kartu kreditmu. Aku mau belanja sendiri aja.
Suami : Sharing Violation. Access denied...
Istri : Apakah kamu lebih mencintai komputer daripada aku? Atau kamu hanya main-main saja?
Suami : Too many parameters...
Istri : Itu kesalahan terbesar kalo saya menikahi orang "idiot" sepertimu.
Suami : Data type mismatch.
Istri : Kamu tidak berguna.
Suami : It's by Default.
Istri : Bagaimana dengan gajimu?
Suami : File in use ... Try later.
Istri : Kalo gitu apa posisiku di keluarga ini?
Suami : Unknown Virus.