Monday, September 15, 2003

Keutamaan Yang Terabaikan
Oleh : Aa Gym

"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan baik buruknya hal ihwalmu." [Q.S. Muhammad (47): 31]

Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang budiman, ada satu fenomena menarik yang tampaknya dapat menjadi indikasi betapa sebagian besar manusia kerap kali kurang pandai menentukan skala prioritas dalam melakukan suatu tindakan ataupun mengerjakan suatu amalan. Lihatlah, misalnya, dalam sebagian dari potensi amalan orang-orang ketika menunaikan ibadah umrah atau haji.

Di Masjidil Haram ada yang namanya Multazam. Letaknya antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Orang-orang yang ingin mencium Hajar Aswad jumlahnya ratusan, sehingga berdesak-desakkan. Akan tetapi, yang sungguh mengherankan adalah, mengapa orang-orang yang memilih berada di Multazam jumlahnya amat sedikit? Sungguh tidak sebanding dengan mereka yang mau mencium Hajar Aswad. Apalagi bila dibandingkan dengan jumlah orang yang tawaf, yang jumlahnya beratus-ratus - apalagi ketika musim haji, jumlah itu bisa beribu-ribu. Padahal justru tempat inilah yang dijanjikan Allah amat mustajab. Mengapa gerangan?

Sekiranya mau kita bandingkan antara kedua tempat itu, akan tampak kenyataan bahwa keutamaan (fadilah) berdoa di Multazam itu, Wallaahu a'lam, lebih tinggi dari pada mencium Hajar Aswad. Mencium Hajar Aswad itu hukumnya sunnah; dikerjakan mendapat pahala, tidak dikerjakan sekalipun tidak mendapat dosa. Akan tetapi, kalau untuk dapat mencium saja harus berdesakan dan berebutan, sehingga sampai-sampai saling sikut dan saling dorong, tidakkah itu suatu perbuatan zhalim?

Bagi yang pernah melaksanakan umrah atau haji, pemandangan orang-orang saling berebut untuk mencium Hajar Aswad itu, memang nampak begitu. Orang-orang yang sedang dalam prosesi ibadah umrah/haji itu sendiri akan memaklumi keadaan itu. Betapa tidak! Untuk sampai menciumnya saja alangkah susahnya karena setiap orang sama-sama ingin dapat lebih dulu.

Apalagi untuk keluar dari kerumunan setelah usai untuk melakukan ibadah tersebut. Akibatnya, tangan bisa secara reflek menyikut, mendorong kepala, dan sebagainya. Alih-alih ingin mendapat pahala sunah, malah bisa jadi kita menyakiti orang lain. Bukankah itu sangat potensi melakukan dosa?

Anehnya terhadap Multazam yang notabene tempat yang teramat mustajab, orang-orang sepertinya tidak berminat, akibatnya orang-orang yang mendatangi tempat itu jumlahnya sedikit saja. Sekiranya kita memilih berdo'a di sana suasananya akan terasa relatif tenang karena tidak saling mengganggu, sehingga kita pun bisa berdoa secara lebih khusuk. Wallahu'alam

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home