Thursday, April 08, 2004

Keteladanan


Oleh : Aa Gym


Bismillaahirrahmanirrahiim,

Semoga Allah Yang Maha Gagah, Maha Perkasa yang menggenggam langit dan bumi, menyadarkan kita bahwa hanyalah sekedar makhluk yang mampir beberapa saat didunia. Tidak ada yang gagah pada mahluk yang hanya diberi kekuatan sesaat. Tidak ada yang kaya selain hanya manusia yang diberi titipan sesaat. Tidak ada yang berkuasa selain yang diuji dengan diberikan kekuasaan sesaat. Semoga kita tidak terpedaya oleh silau tipu daya dunia yang membuat kehilangan kemuliaan dunia dan akhirat.

Saudara-saudaraku, saat ini di negara kita sedang diharapkan melakukan perjalanan menuju suatu perubahan yang baik. Kita senang dan menginginkan perubahan karena menganggap bahwa perubahan itu bernilai dan akan membawa keberuntungan. Pemilu yang akan diadakan menjadi keberuntungan kalau mengantarkan kita lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Jika kita mau merubah, kita harus mencontoh perubahan yang terjadi di jaman Nabi Muhammad SAW. Sebelum zaman Rasulullah, penipuan, kemaksiatan, jahiliyah atau kebodohan merajalela. Semua berubah menjadi peradaban yang mulia. Kunci yang diberikan oleh Rasulullah adalah bahwa pada diri Rasullullah itu ada contoh yang baik. Oleh karena itu siapapun yang ingin merubah sesuatu kuncinya adalah keteladanan.

Dalam rangka pemilu ini, maka rakyat Indonesia seharusnya memperhatikan perilaku para kontestan. Kalau dari awal partai tersebut sudah licik maka janganlah diharapkan untuk dapat mengurus negara ini dengan baik karena hal tersebut menandakan adanya kelicikan dari partai tersebut. Janganlah pilih partai yang banyak melakukan pelanggaran, karena jika mengurus simpatisannya saja sudah tidak berdaya bagaimana akan mengurus bangsa ini. Sebaiknya para pemimpin partai politik juga berlomba dalam memberikan keteladanan.

Keteladanan yang dibutuhkan untuk memilih pemimpin adalah :

Pertama, keteladanan dalam keyakinan adanya Allah SWT.
Jika orang tidak kuat imannya, dia tidak akan mengabdi kepada Allah tetapi mengabdi kepada dunia, sehingga bergelimang kejelekan dan kejahatan. Tetapi orang yang beriman sadar bahwa dirinya seorang hamba Allah bukan hamba dunia. Jika kita memilih pemimpin seharusnya yang dipilih adalah orang yang kuat imannya, yang dapat memberikan keteladanan untuk beriman kepada Allah SWT.

Kedua, keteladanan akhlak.
Keterpurukan yang terjadi saat ini bukanlah akibat dari krisis politik, budaya atau ekonomi serta berbagai hal, namun terjadi karena adanya kerusakan akhlak dari manusia pada umumnya. Akhlak adalah bagaimana respons spontan atas suatu kejadian. Orang yang berakhlak baik maka respon spontannya akan baik juga walaupun dalam kondisi senang maupun susah. Orang yang mulia tidak akan mengeluarkan kata-kata hina. Tutur kata dan perilaku mencerminkan siapa dirinya. Jika ada orang kampanye hanya mengutuk dan mencela tetapi tanpa dasar maka janganlah dipilih.

Ketiga, Keteladanan cinta ilmu.
Bangsa ini tidak akan bangkit jika pemimpinnya tidak cinta ilmu. Maka sebagai seorang pemimpin dia wajib cinta ilmu dengan cirinya kesenangan untuk belajar, menghormati dan mendukung orang-orang yang berilmu. Jika orang tidak peduli kepada ilmu maka meskipun dia punya harta dan berbagai macam hal, maka dia akan mudah tertipu oleh orang lain. Pemimpin berilmu akan lebih mantap dan proporsional dalam mengambil tindakan.

Keempat, keteladanan untuk memberikan solusi dan bukti.
Sangat mudah untuk memberi teori dan sangat sulit untuk memberi bukti. Oleh karena itu jangan banyak berjanji karena di dalam Al Qur'an disebutkan bahwa " kabura maqtan 'indallaaahi an taquuluu maa laa taf'aluun"- amat besar kemurkaan disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu berbuat. Jika ada orang yang akan menjadi calon dewan legislatif memberikan berbagai macam janji maka lihatlah lingkungannya, tetangganya. Apakah orang tersebut telah membantu lingkungannya atau tetangganya atau dia hanya hebat sendiri. Jika dia bermegah-megah, sedangkan tetangganya tidak dia pedulikan, maka orang tersebut tidak layak untuk mendapatkan dukungan suara kita.

Kelima, keteladanan didalam pengorbanan.
Indonesia merdeka karena banyak yang mengorbankan dirinya dan terpuruk karena banyak yang mengorbankan orang lain. Pahlawan merupakan orang yang banyak berkorban untuk kemaslahatan, kebalikannya penjahat akan mengorbankan orang lain untuk kesenangan dirinya sendiri. Jika suatu bangsa banyak memiliki pahlawan maka sesulit apapun keadaannya maka bangsa itu akan bangkit.

Sebaiknya yang harus dilakukan adalah jika diri kita sendiri yang memulai untuk menjadi teladan bagi keluarga dan lingkungan kita, dengan berjuang melakukan sesuatu yang dapat kita perbuat, Insya Allah bangsa ini akan dapat berubah. Amin.

Alhamdulillaahirobbil’alamin

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home